Tuesday, December 30, 2008

Israel Bom Universitas Palestina, Tidak Perdulikan Kecaman Dunia

Setelah serangan yang menewaskan 280 warga Palestina, Israel terus membabi buta membombardir kawasan Jalur Gaza. Pesawat tempur Israel bahkan mengebom sebuah universitas di Palestina.
Menurut saksi mata, seperti dilaporkan news.com.au, Senin (29/12), tidak ada korban dalam pengeboman terhadap universitas tersebut.
Namun serangan pesawat Israel di utara Jabaliya dan selatan Rafah menewaskan 7 orang termasuk 6 di antaranya anak-anak. Empat anak yang menjadi korban berumur antara 1 hingga 12 tahun. Mereka berasal dari satu keluarga.
Sedangkan dua korban lainnya berjenis kelamin laki-laki. Keduanya terbunuh di selatan Rafah.
Sementara korban ketujuh merupakan anggota kelompok Hamas.
Israel memusatkan serangan mereka di Kota Gaza, di mana sebuah gedung yang dibangun oleh Menteri Dalam Negeri Hamas ikut hancur.
RI Desak DK PBB Ambil Tindakan Nyata
Israel tidak mempedulikan kecaman dunia atas serangan militernya terhadap Palestina. Presiden SBY pun mendesak komunitas internasional dan DK PBB segera melakukan langkah-langkah nyata mengakhiri krisis kemanusian Israel-Palestina.
Desakan tersebut disampaikan SBY usai memimpin rapat kabinet terbatas bidang politik keamanan yang membahas situasi terakhir di Palestina pasca serangan militer besar-besaran Israel.
“Memang sudah ada resolusi, tapi di atas segalanya, PBB pada umumnya dan DK PBB pada khususnya harus memberikan kepedulian dan atensi sungguh-sungguh karena taruhannya amat besar,” tegas SBY, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/12).
Presiden juga mendorong komunitas internasional memberi kontribusi aktif dalam masalah Palestina. Termasuk upaya-upaya yang bertujuan menghentikan gelombang serangan-serangan militer Israel.
“Tidak cukup hanya statement, harus ada aksi nyata,” tegas dia.
Meski tidak dirinci langkah nyata seperti apa yang harus segera DK PBB ambil, SBY memberikan ilustrasi tindakan Indonesia terkait konflik Israel-Lebanon. Ketika itu pemerintah RI mendesak DK PBB menggelar pasukan penjaga perdamaian di perbatasan dua negara sekaligus menyatakan kesediaan mengirim personel TNI atas nama PBB.
Terkait desakan tersebut, presiden menyatakan telah menandatangani surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon. Surat itu akan disampaikan melalui Dubes RI untuk PBB, Marty Natalegawa dalam waktu secepatnya.
“Saya tadi sudah menandatangani surat untuk diteruskan ke Sekjen PBB dan Presiden PBB. Kita mengecam keras aksi Israel yang berlebihan itu,” kecam SBY.
SBY Imbau Masyarakat Kirim Bantuan Kemanusiaan
Serangan militer Israel terhadap Palestina merupakan tragedi yang sangat disesalkan. Demi membantu proses rehabilitasi ratusan korban serangan, masyarakat Indonesia diimbau memberikan bantuan kemanusian.
Demikian imbau Presiden SBY dalam keterangannya usai rapat kabinet terbatas bidang politik keamanan membahas situsi terakhir di Palestina pasca serangan besar-besaran militer Israel.
“Saya mengimbau masyarakat memberikan bantuan. Kita saksikan korban yang luka-luka ada ratusan, bantuan kemanusiaan harus diberikan,” ujar SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/12).
Pemerintah RI akan mengirimkan bantuan uang tunai senilai US$ 1 juta untuk pemerintah Palestina. Bantuan uang tunai ini di luar nilai bantuan obat-obatan dan perlengkapan medis yang sedang dalam proses penyiapan untuk dikirim dalam waktu dekat.
Lebih lanjut SBY mengecam keras serangan militer yang disebutnya sebagai ironi kemanusiaan tersebut. Serangan terhadap ratusan titik pemukiman di Palestina itu berlangsung pada tahun baru Islam dan beberapa hari sebelum tahun baru Masehi.
“Ironis, justru serangan berlangsung saat kita memasuki tahun baru Islam dan empat hari menjelang tahun baru 2009. Mestinya kita berharap bumi kita makin damai, tapi kita dirobek oleh apa yang terjadi sekarang ini di Palestina,” ujar presiden.
Hamas Siap Tandatangani Gencatan Senjata
Pemimpin Hamas Khaled Meshaal menyatakan kesediaannya menandatangani satu perjanjian gencatan senjata di Gaza. Gencatan senjata diharapkan mengakhiri serangan dan blokade Israel atas wilayah perbatasan tersebut.
Peluang gencatan senjata tersebut mengemuka dalam percakapan telepon antara Meshaal dengan Presiden Senegal, Abdoulaye Wade, semalam. Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Senegal seperti diberitakan Reuters.
“Pemimpin Hamas itu mengatakan ia siap menandatangani satu perjanjian seperti itu yang disetujui kedua pihak,” kata Kemlu Senegal.
Dinyatakan bahwa Abdoulaye Wade selaku ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI)mengusulkan “satu gencatan senjata definitif antara Israel dan Hamas melalui penandatangan perjanjian yang melibatkan Hamas dengan pengawasan segera gencatan senjata dengan imbalan penghentian serangan militer Israel dan pencabutan total blokade atas Gaza”.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Wade mengutuk serangan udara Israel di Gaza sebagai “tidak dapat diterima”. Penjabat ketua OKI menuntut Israel agar segera menghentikan serangan udara dan semua serangan terhadap wilayah Palestina itu. (Detikcom/x)

No comments:

Post a Comment